PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Maret 19, 2021

Filsafat Penderitaan di Dunia


Korban perang ISIS di Timur Tengah






Mengapa saya (yang harus) tertimpa nasib malang? Mengapa saya (yang harus) terkena dampak Covid-19?

Dalam kondisi pandemi covid-19 sekarang ini, orang yang terdampak langsung, dan mengalami penderitaan yang berat, seringkali bertanya “Kenapa harus saya?”. Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan eksistensial dan esensial yang sudah muncul dalam teks-teks keagamaan sejak ribuan tahun lalu. Salah seorang pemikir kontemporer yang menggali jawaban atas pertanyaan semacam itu adalah Harold Kushner, seorang teolog dan rabbi Yahudi terkemuka, dalam bukunya “When Bad Thing Happen to Good People”. Sementara sejauh ini belum ada dan belum muncul ulama dari kalangan umat muslim yang secara khusus meneliti dan mendalami untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Buku tersebut bukan buku yang terbit di masa pandemi covid-19, tapi merupakan sebuah buku klasik tentang teologi penderitaan yang terbit awal tahun 1981 dan peredarannya mendunia, sehingga menjadi buku yang terkenal dan terus dibaca sampai hari ini. Telaahnya univeral dan mampu memberikan inspirasi serta kekuatan rohani secara nalar sehat dalam menghadapi kehidupan dunia yang memang tidak mudah dipahami ini.
Buku ini merefleksikan isu-isu teologis-filosofis secara populer, mengenai pertanyaan spesifik: “Mengapa orang baik-baik menderita?” dan sebaliknya "orang jahat hidupnya malah enak dan penuh suka cita". Penderitaan orang-orang yang baik ini bukan hanya merupakan masalah bagi dirinya dan keluarga, tetapi juga bisa merupakan masalah bagi orang yang merindukan teriptanya sebuah dunia yang adil, yang layak untuk dihuni. Masalah penderitaan ini tidak hanya fisik, sosial, ekonomi, tapi bisa sampai pada persoalan teologis-filosofis tentang keadilan Tuhan, dengan kasih-sayang-Nya, bahkan juga menyangkut perdebatan mengenai keberadaan Tuhan itu sendiri. Banyak orang yang menghadapi penderitaan yang berat, memilih untuk menjadi ateis setelah meragukan adanya kebaikan dan kasih sayang Tuhan.

Halaman: 1 2 3


Simak Juga:




Posting Komentar