PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Bagaikan Panggung Sandiwara







"Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah

Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
"








Demikianlah cuplikan beberapa bait lagu "Panggung Sandiwara" dibawakan oleh Ahmad Albar, vokalis band God Bless. Lirik lagu karya tulis penyair Taufik Ismail tersebut konon mendapat ilham dari sebuah ayat Alquran.

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa..

Al-An'am 32

Sejauh ini tidak banyak ulama yang membahas makna dan maksud sesungguhnya dari ayat tersebut. Kecuali hanya menyebutkan bahwa Tuhan mengingatkan tentang kehidupan di dunia ini berifat fana alias sementara dengan menganalogikan sebagai main-main dan senda gurau, dalam arti ada tahapan hidup dan kehidupan manusia berikutnya yang abadi di alam akhir sebagaimana disebutkan juga di awal pembukaan mushaf Alquran.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat

Al-Baqarah 4


Dalam budaya Jawa memandang dan menganalogikan kehidupan di dunia dan alam fana ini sebagai "mampir ngombe" atau singgah sementara untuk minum dalam sebuah perjalanan yang jauh dan panjang. Menurut konsep dan pandangan Islam, manusia mengalami dan melalui 5 tahap atau siklus kehidupan.
  1. Alam ruh atau alam ilahiah sebelum ditiupkan ke dalam jisim manusia.

    فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

    Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud

    Al-Hijr 29 dan Shad 72
  2. Alam kandungan di dalam rahim ibu selama lebih kurang 9 bulan sepuluh hari.

    ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ

    Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)

    Al-Mukminun 13
  3. Alam kubur atau alam barzakh, menanti proses pengadilan tertinggi setelah terjadi hari kiamat.

    ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ

    kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur

    Abasa 21

    يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا @بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا @يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ

    pada hari itu bumi menceritakan beritanya @karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya @Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka

    Az-Zalzalah 4-6
  4. Alam mahsyar atau hari perhitungan di depan pengadilan tertinggi.

    وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّفَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ @وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

    Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung @ Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami

    Al-A'raf 8-0
  5. Alam akhirat (kembali kepada Yang Maha Pencipta).

    وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاحَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَاقَالُوا بَلَىٰ وَلَـٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ @ قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ @ وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

    Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir @Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri @Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.

    Az-Zumar 71-73

    Di samping itu, sifat sementara dari kehidupan tersebut juga mengandung makna mengingatkan manusia agar tidak berlebihan dan berlarut dalam menghadapi suatu keadaan. Misalnya, terlalu bersedih ketika menerima keadaan yang tidak menyenangkan. Atau sebaliknya, terlalu bersuka cita saat menerima keadaan yang menyenangkan hatinya. Karena keduanyya mengandung hikmah dan pelajaran untuk kehidupan selanjutnya.

    تِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْوَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

    Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui

    Al-Baqarah 216


    Namun dalam saat yang sama Tuhan juga mengingatkan dengan istilah yang sama, agar tidak memperlakukan agama sebagai permainan dan sendau gurau alias tidak sungguh-sungguh. Karena kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang sejati dan sesungguhnya. Sedangkan kehidupan di dunia ini tidak ada keberhasilan yang hakiki ataupun kegagalan yang sejati, sehingga seharusnya memandang dunia ini secara berimbang. Allah swt menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati dan abadi akan dijalani manusia.

    وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

    Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia...

    Al-An'am 70

    Dalam kenyataannya, kebanyakan orang malah sangat serius bila menyangkut urusan kehidupan dunia. Mereka siap mengerahkan segala daya upaya, baik tenaga, pikiran, maupun waktu untuk menggapai keberhasilan kehidupan di dunia. Sedangkan untuk mempersiapkan serta mengumpulkan bekal kehidupan di akhirat yang lebih kekal dan abadi alih-alih seluruhnya mereka hanya mengerahkan tenaga dan waktu sisanya saja. Memang, perihal 'hidup sesudah mati' (akhirat) bisa saja dianggap sesuatu yang tidak pasti bahkan ada yang tidak mempercayai (adanya). Karena kehidupan akhirat hanya dapat dibuktikan adanya melalui mati. Yang pasti mati itu sendiri merupakan satu hal yang pasti. Berkaitan dengan itu Allah swt memberikan gambaran tentang kaum yang tidak beriman memang sangat peduli dan paham akan sisi materi kehidupan duniawi. Dimana pada dasarnya mereka tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat dan lengah atau yang menyedihkan mereka malah tidak mempercayainya. Amat disayangkan apabila hal tersebut terjadi dan menimpa pada kaum atau golongan orang yang telah menyatakan dirinya beriman. Atau mempercayainya akan tetapi dalam mengekspresikan serta memanifestasikannya tidak berupaya untuk mendekati kehendak Allah swt, sehingga terjerumus kedalam kesesatan.

    Dalam pada itu Tuhan memperhatikan segala hal dengan sangat detail dan teliti. Maka dari itu mustahil bagi Tuhan untuk meremehkan hal-hal yang mungkin oleh manusia dianggap kecil dan sepele.

    فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ* وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

    Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula

    Az-Zalzalah 7-8

    Bagi sebagian orang senyum atau tertawa dan lebih spesifik humor mungkin dianggap suatu hal yang remeh. Namun dalam pandangan agama, senyum pun dapat dinilai sebagai suatu kebajikan atau dalam sebuah hadist dikategorikan sebagai sedekah karena dapat mendatangkan manfaat, baik bagi (kesehatan jiwa) diri sendiri maupun orang lain.


Posting Komentar