PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Maret 22, 2021

Delapan Belas Tahun Bersama LP3ES


Berpose pimpinan bersama karyawan LP3ES di ruang aula usai rapat tahunan
(Zaerudy berdiri di belakang yang terhormat dan tersayang M.Dawam Rahardjo)

Pesta kebun pada sebuah acara HUT LP3ES
(Hamka Ch, staf pemasaran, berdiri menghadap kamera)


Zaerudy (1979)


Zaerudy (2020)






Saya mulai bergabung di LP3ES memiliki latar belakang dan riwayat tersendiri yang menurut saya cukup unik. Pada bulan November 1980 saya mulai bergabung ke LP3ES gegara tanpa sengaja membaca iklan baris yang dipasang oleh LP3ES di harian Kompas untuk mencari sopir, dengan alamat PO Boks. Dalam hal ini rupanya sama dengan pengalaman Zar'an Ngadimin. Saya mencoba mengirim lamaran dan mendapat panggilan untuk tes dan wawancara. Saat itu posisi saya sebagai kepala lembaga pendidikan dan pelatihan teknik otomotif yang saya dirikan sejak tahun 1975 yang berlokasi di Jl Sahardjo, Jakarta Selatan. Dengan jumlah penerimaan siswa baru setiap bulan rata-rata sebanyak 50 orang untuk program belajar selama 3 bulan, maka tak kurang dari 200 siswa dalam setiap waktu yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, layaknya sebuah sekolah saja. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada sore hari hingga pukul 9 malam, sehingga saya banyak waktu luang di pagi dan siang hari. Oleh karenanya, saya berusaha mencari kegiatan apa saja yang kiranya bisa bermanfaat untuk mengisi waktu luang tersebut. Ketika itu saya mengirimkan lamaran ke LP3ES untuk posisi sopir tersebut secara diam-diam karena saya tahu Aswab Mahasin sudah terlebih dahulu bekerja di LP3ES yang saat itu menjabat sebagai Kepala Divisi Penerbitan. Karena untuk masuk kerja di LP3ES saya tidak ingin dan tidak mau dibilang berkolusi dengan serta menjadi beban moril bagi Aswab yang notabene adalah teman karib saya duduk sebangku sejak di sekolah PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) di Salatiga (1957) dan bersama sama ditempatkan dan bekerja sebagai PNS (pegawai negeri sipil) selepas dari sekolah PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri) di Yogyakarta hingga mengikuti kuliah di Fakultas Sastra Univesitas Indonesia, Jakarta (1964). Setelah berhenti bekerja sebagai pegawai negeri, saya sempat bekerja di proyek pembangunan gedung Conefo (sekarang gedung DPR/MPR) selama lebih kurang satu tahun sebagai staf gudang semen dan besi beton, sebelum akhirnya proyek tersebut disetop sementara oleh pemerintah Orde Baru. Ceritanya menjadi lain ketika aksi dia-diam saya mengajukan lamaran kerja untuk posisi sopir tersebut rupanya terdengar (diketahui) juga oleh Aswab. Saya duga, dia merasa malu dan tidak rela jika saya bekerja sebagai sopir di LP3ES. Sebelum bekerja di LP3ES, Aswab bekerja di sebuah perusahaan iklan anak perusahaan majalah Tempo sebagai copy writer, sementara atas ajakan Aswab saya menyusul bekerja di perusahaan tersebut sebagai kasir yang kebetulan kosong karena ditinggalkan oleh pekerja sebelumnya yang mengundurkan diri. Setelah Aswab berpindah kerja di LP3ES, satu tahun kemudian perusahaan iklan tersebut gulung tikar. Saya pun menganggur. Demikianlah singkat cerita akhirnya saya diterima bekerja di LP3ES dan ditempatkan di bagian pemasaran, khususnya di bagian penagihan atau persisnya sebagai juru tagih.

Halaman: 1 2 3


Simak Juga:




1 komentar:

Tanggal 3 Maret kemarin bapak Zar'an Ngadimin menginggal dunia, al-fatiha