PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Mei 30, 2016

Humor Singkek Cekek: Lobangnya Berapa?










Kali ini ceritanya tentang Cina totok yang harus berbicara dalam bahasa Jawa karena harus menyusaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup dan bertempat tinggal. Ia sering mengalami keseleo lidah saat mengucapkan kata, misalnya nama kota Bojonegro, Jawa Timur,  diucapkannya “bojo lolo” di telinga orang Jawa dikira “bojo loro” yang artinya “dua orang isteri”. Kota Babat diucapkannya “babak” yang berarti “lecet”. Kata “borongan” diucapkan “bolongan” yang berarti “lobang”. Kata “turut” (maksudnya mengikuti jalan menuju “ke”...) diucapkan “tuluk”, dikira “turuk”, sebutan kasar untuk kemaluan perempuan. Kata “piro” (Indonesia, berapa) dilafalkan “pilo”, karena lidahnya cedal.
Suatu hari kawan kita satu ini hendak bepergian, berangkat dari kota Bojonegoro menuju kota Babat dan berniat naik angkutan kota (angkot). Dalam keadaan terburu-buru karena ada urusan penting, ia memutuskan untuk naik angkot dengan borongan (charter) saja. Setiba di terminal ia menghampiri salah seorang sopir angkot untuk bernegosiasi, seraya bertanya: ”Bojo lolo tuluk Babak, bolongane pilo?”. Maksudnya:”Bojonegro ke Babat, borongannya berapa?”. Oleh sopir angkot kedengarannya: “Dua orang isteri kemaluannya lecet, lobangnya berapa?”. Heran bercampur kaget, mengira Cina stress, sang sopir yang kesal karena dari tadi belum mendapat penumpang menjawab dengan nada tinggi: “Babak ora babak, yo loro koh..!!”.Maksudnya: “Lecet gak lecet, lobangnya ya (tetap) dua, koh…!!”
Tinggal si engkoh bengong, tidak mengerti apa yang dikatakan sopir.


Simak Juga:




Posting Komentar