Buktinya?
Jaminan rezeki dari Allah swt pada mahkluk-Nya adalah jaminan yang pasti lagi benar untuk menunjukkan betapa Maha Kaya Allah yang memiliki segala sifat kebesaran-Nya.
مامن دآبٌة في الارض الاعلي الله رزقها
“Dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan Allah menjamin rezekinya
Hud 6
Di samping itu, Tuhan yang memiliki sifat Maha Pengasih (Ar-Rahman) kepada segenap
makhukNya di dunia ini, dalam artian mengasih atau memberi kepada semua makhlukNya tanpa kecuali, yakni tanpa membedakan hambaNya yang taat atau yang ingkar kepadaNya, baik dengan jalan halal maupun jalan haram atau setengah haram, mulai dari merampok, mencuri, korupsi hingga menipu.Cara Terbaru Memahami Jalannya Rezeki
Dua kisah nyata berikut merupakan sebahagian dari buktinya:
1. Suatu hari sedang dalam perjalanan menuju pulang seorang penjaja roti pikulan cukup menarik perhatian. Lalu dihampirilah penjual keliling tersebut dan membeli tiga buah roti manis isi kacang dan susu dengan harga Rp3.000 per buah, lebih mahal dari pada roti sejenis yang dijual di warung-warung yang rata-rata harganya Rp2000 per buah. Setiba di rumah disantaplah roti bersama sang istri. Tetapi rasanya ya ampun, jauh dari kata layak, padahal harganya lebih mahal dan jelasnya tidak enak dimakan. Akhirnya hanya sedikit termakan, sedangkan sisanya dibuang. Dalam hati merasa kecewa dan bertekad untuk tidak akan mengulang lagi untuk membeli makanan semacam itu. Pengalaman dan niat serupa boleh jadi dilakukan orang lain. Namun penjual sejenis tersebut masih tetap bisa eksis, karena memiliki segmen pasarnya sendiri. Di sanalah Tuhan menununjukkan kemurahanNya. Tuhan Maha Pengasih dan menjamin rezeki setiap hambaNya yang mau bergerak alias berusaha.
2. Lain penjual roti pikulan, lain pula rumah makan “Annisa” dengan menu andalan pecel Madiun. Melihat penampilan sarana fisik yang cukup wah dan lokasinya yang terletak di pinggir jalan raya berkelas, hampir dapat dipastikan pemiliknya memiliki kemampuan fiansial lebih dam dilatarbelakangi pendidikan yang tidak rendah. Namun ketika tertarik untuk mencoba dan membeli satu menu yang tampaknya sedang dipromosikan, yakni cincau hijau dengan harga Rp10.000 per porsi (dikemas dalam gelas plastik lengkap dengan sedotan dan sendok). Namun lagi-lagi hati dibuat kecewa, karena rasanya bahkan kalah enak dibandingkan dengan cincau dari penjual keliling yang harganya hanya Rp3.000 per porsi. Untuk menebus rasa kecewa, lagi-lagi dalam hati kecil sempat terlintas untuk tidak lagi kembali melakukan transaksi di sana. Namun Tuhan Maha Pemurah dan rumah makan masih tetap eksis bersama segmen pasarnya sendiri.