SIDANG PEMBACA YANG BUDIMAN
SELAIN KANDUNGAN ISINYA, TULISAN-TULISAN DALAM BLOG INI ADALAH BERTUJUAN UNTUK IKUT MENINGKATKAN MINAT BACA ..DAN LITERASI MASYARAKAT INDONESIA YANG KONON MASIH TERBILANG RENDAH
Mengapa membaca..??
Salah satu butir rukun iman adalah iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat atau hidup sesudah mati yang bersifat kekal dan abadi. Karena akhirat itu tidak seperti kehidupan di dunia yang bersifat fana dan sementara, maka keadaan kehidupan manusia di sana, apakah dia bahagia atau sengsara, mulia atau terhina dan nestapa juga berlangsung abadi. Dan satu hal prinsip yang perlu diingat dan dicata bahwa di alam akhirat tidak ada lagi yang namanya upaya atau ikhtiar, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist populer.
"Ketika seorang anak Adam mati, maka tamatlah sudah kiprah amalnya, kecuali tiga hal, yakni sedekah jariah, ilmu bermanfaat yang dimanfaatkan dan anak salih salihah yang mendoakan orang tersebut".
Sungguhpun kebahagiaan hidup di akhirat kelak merupakan karunia dan rahmat Allah swt semata, namun bagaimana kebahagiaan sejatinya itu diterima sangat ditentukan oleh upaya manusia dalam menata perilaku dan amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Kemampuan untuk menata (manajemen) dapat dimiliki dengan berbekal ilmu. Salah satu pintu utama menuju memasuki gerbang ilmu adalah melalui membaca.
1.Membaca merupakan perintah (ayat) pertama Alquran.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
Al-'Alaq 1
2.Membaca merupakan jendela alam dunia, dan
3.Membaca mengantarkan pelakunya menuju dunia ilmu dan menjadi ahli ilmu.
4.Pada gilirannya mengangkat derajat pemilik ilmu ke tingkat lebih tinggi di sisi Allah swt
Kemuliaan hidup di akhirat kelak dibagi dalam tingkatan derajat secara berjenjang, berturut-turut adalah:
- Para ahli ilmu . Mereka mendapatkan dan menempati tingkatan derajat tertinggi, dengan catatan ilmu bermanfaat dan dimanfaatkan bagi kepentingan dan kemaslahatan umat manusia dan alam.
يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Al-Mujadilah 11
Berikutnya
- Para ahli ibadah, khususnya pejuang di jalan Allah swt (syuhada),
لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّـهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
An-Nisaa 95
Menyusul
- Para pemburu (kehidupan) duniawi yang tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, namun juga menaruh empati dan peduli kepada sesama makhluk. Rasulullah saw merupakan puncak dari keteladanan dalam kepedulian dan empati pada orang lain.
قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin At-Taubah 128. Contoh ekstrimnya adalah seorang pelacur yang telah bertaubat memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan, kemudian oleh Rasulullah saw dinyatakan sebagai (calon) penghuni atau ahli sorga (Hadist). Pada akhirnya hanya insan BERTAKWA yang mendapat kedudukan mulia di sisi Tuhan. BERTAKWA sebenar-benar takwa hanya dapat dicapai dan diwujudkan dengan berbekal ilmu dan nalar yang sehat.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّـهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu Al-Hujurat 13.