PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Juni 20, 2016

Islam Yang Kupahami











Islam yang kugenggam hingga nafas terhenti
Islam menurut Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanafi, dan Imam Hambali
Islam menurut Al-Asy’ari, Al-Maturidi, Al Ghazali, dan Al-Farabi
Islam menurut Muhammad Abduh,
Ibnu Taimiyah, dan Al-Kindi
Islam menurut Said Quttub, Rasyid Ridha, Ibnu Rusyd, dan Ali Syariati
Dan banyak lagi, tujuh puluh lebih menurut sabda Nabi

Juga mulai dari Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari,
Prof HAMKA, Al-Maududi, Mohammad Iqbal, Djamaluddin Al-Afghani
Amir Biki, Habib Rizieq pentolan FPI, UAS ustad kontroversi hingga MUI
Masing-masing mengusung kebenarannya sendiri
Aku seperti gamang sendiri
Aku ingin Islam menurut Ilahi
Alquran dan Hadist pun kucoba selami
Tapi yang kudapati Islam menurut diriku sendiri

Kupikir biarlah begitu
Sejauh aku dapat teguh dalam keyakinanku
Ketika akal sehat dan maslahat menjadi acuanku
Aku ingin apa yang kudalami menyucikan jiwaku
Hingga suatu saat nanti aku harus menghadap Tuhanku
‘Tuk mereguk siraman Rahmat dan lautan Cinta-Mu
Menemukan kebenaran yang benar menurut versi-Mu
Mungkinkah...?






Hikmah Rahasia Ilahi

Seringkali orang  mengatakan bahwa 'tidak ada satu di dunia ini terjadi secara kebetulan'. Kebenaran atas ungkapan tersebut di kalangan umat Islam dikuatkan oleh pernyataan Alquran berikut.



وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).

Al-An'aam 59



Aneh bin ajaibnya, pemberian nama dengan menggunakan angka '212' yang dianggap sakral dan mungkin dikira sebagai “angka keramat” pada pemberian nama 'Aksi 212' (klik ini) yang sempat menimbulkan krisis politik berkepanjangan di tanah air beberapa waktu yang lalu itu, dengan demikian bukanlah suatu kebetulan jika angka tersebut dirujuk pada angka urutan surat dan ayat Alquran justru mengandung makna dan gambaran tentang ciri-ciri golongan kufur dalam arti kaum yang suka menutup kebenaran, sebagaimana termaktub dalam Alquran berikut.


زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا ۘ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِوَاللَّـهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.

Al-Baqarah 212





Simak Juga:




Posting Komentar