PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

November 18, 2016

Agama Akal (Sehat) vs Demo 411


Obong-obong








Artikel ini tidak berpretensi untuk membahas ilmu “musthalah hadist” (diterima atau ditolaknya sebuah hadist), melainkan hendak mengambil hikmah dari sebuah “hadist” yang berbunyi: “Agama (islam) itu akal, maka tidak (ada) agama bagi orang yang tidak berakal”. Artinya bahwa anak-anak yang belum memasuki masa akil balig (belum cukup umur yang belum mampu
membedakan antara baik dan buruk) dan orang gila (kehilangan akal sehat) tidak ada kewajiban atau terbebas dari tanggung jawab agama. Tetapi yang jelas bahwa Alquran sendiri tak kurang dari 20 kali mengingatkan tentang perlunya menggunakan akal (sehat) dan setidaknya disebutkan 3 kali agar menggunakan pikiran (berpikir), terutama bagi orang-orang yang mengaku beriman.
Dengan berpedoman nalar dan spirit Hadist tersebut kita dapat menyoroti dan menelaah dengan logika yang sederhana atas berbagai masalah yang terjadi di sekitar kehidupan beragama, sebagai berikut:

Cara Menggunakan Nalar Sehat


  1. Tentang peristiwa dan fenomena sosial yang sempat sedikit menggetarkan stabilitas politik dan kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terjadi dalam bentuk unjuk rasa damai yang digelar oleh sebagian umat muslim pada 4 November lalu yang tujuan utamanya adalah menuntut penegakan dan keadilan hukum terhadap dugaan perbuatan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI petahana, AHOK. Jika demo dan tuntutan itu BENAR-BENAR MURNI konon karena faktor atau alasan perasaan terluka dan ketersinggungan sebagai akibat dari ucapan AHOK yang dianggap telah menistakan keyakinan mereka dan agama Islam, maka secara AKAL SEHAT muncul sebuah pertanyaan mengapa mereka yang melakukan demo dan protes itu tidak menuntut penegakan hukum atau bahkan mungkin melabrak terhadap keberadaan situs yang dampaknya lebih mendalam dan luas ini (http://islam-tulen.blogspot.co.id/) , Itu adalah salah satu situs yang berada di ranking mesin penulusuran tertinggi dan bertengger di urutan pertama, yang seluruh isinya jelas-jelas dan terang-terangan SANGAT MENGHINA DAN MENISTAKAN AGAMA ISLAM?? Pertanyaan mendasarnya adalah apakah mereka benar-benar menggunakan akal (sehat) dalam mengamalkan serta menghayati keyakinan dan agama, dalam arti konsisten dan kosekuen?
  2. Tentang (beredarnya issu) rencana akan digelarnya demo susulan pada 25 November yang akan datang, jika dimaksudkan sebagai respons sekaligus ketidakpuasan atas hasil penyelidikan dan gelar perkara secara terbuka terbatas serta telah diupayakan demikian transparan, profesional dan proporsional yang dilakukan oleh penegak hukum, dalam hal ini Bareskrim Polri, maka sesungguhnya sikap yang ditunjukkan tersebut bukanlah akhlak mulia dan budi pekerti terpuji, seperti dalam peribahasa Jawa dikatakan: “Dike’i ati (koq) ngrogok rempelo” atau diungkapkan dalam satu kata “nglunjak”, yang artinya “dikasih hati merogoh ampela”.
    Jika nanti demo susulan tersebut benar-benar jadi dilaksanakan, maka keputusan tersebut sesungguhnya dapat dianalogikan dengan pengalaman kaum muslim pada zaman Nabi Muhammad saw dalam perang Uhud. Kaum muslim yang beruntung telah berkunjung ke perbukitan atau medan perang Uhud dapat melakukan flashback katika tentara muslimin di bawah pimpinan Nabiyullah saw telah berada hampir pada puncak kemenangan atas kaum kafir, mabuk kemenangan seraya berhamburan turun dari atas bukit untuk berebut harta pampasan yang ditnggalkan  kaum kafir, sehingga mereka lupa dan lengah menjaga pertahanan. Akibatnya, posisi berbalik, tentara musuh, kaum kafir itu, kembali menyerang dan memakan korban, di antaranya adalah mengakibatkan terluka dan patah salah satu gigi Nabi saw.
  3. Membuktikan sebuah kebenaran dengan menggunakan ilmu “kiroto boso” (bahasa Jawa) atau ilmu othak-athik bahasa, seperti misalnya ada sementara pihak menafsirkan atau mengartikan waktu demo 4 November atau kalau ditulis dalam angka menjadi “411” terlihat seperti tulisan “Allah” sebagai bukti bahwa Tuhan mendukung langkah mereka, rasanya merupakan ilmu logika yang naïf dan agak menggelikan. Padahal hal itu hanya persangkaan mereka saja yang belum tentu mengandung kebenaran, sebagaimana diidentifikasi Alquran dalam surat Al-An’am ayat 116 dan 148 berikut ini.

    وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)

    وَكَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

    Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta

    Cara berpikir semacam itu sama dan sebangun dengan misalnya, model argumen yang dipakai kelompok Ahmadiyah untuk membuktikan kebenaran paham mereka, yakni fakta bahwa organisasi tersebut dapat bertahan dan tetap eksis selama kurun waktu lebih dari satu abad hingga sekarang dengan jangkauan dakwah di hampir seluruh dunia. Padahal argumen dan logika semacam itu dengan mudah dapat dipatahkan dengan fakta lain bahwa iblis malah diberi kesempatan Tuhan untuk terus eksis dan menjahati manusia sejak mulai dari Nabi Adam As dan Hawa hingga akhir zaman kelak.
  4. Akhirnya semua peristiwa itu hendaknya menjadi proses pembelajaran bagi segenap komponen bangsa untuk menuju bangsa dan Negara yang besar dan beradab.


Simak Juga:




Posting Komentar