Istilah ruh, roh atau rohani, baik dalam Alquran maupun dalam percakapan sehari-hari, memang memiliki banyak arti. Ruh seringkali diartika sebagai jiwa atau nyawa, tetapi terkadang juga diartikan dengan al-ruh al-quds atau malaikat Jibril, intellect atau al-aql al-awwal, bahkan wahyu Alquran sendiri karena fungsinya sebagai pemberi semangat. Kata rohani menggambarkan tentang rasa batin manusia yang tidak dapat dikuantifikasi dan tidak tampak kerapkali dipersandingkan dengan
jasmani berkaitan dengan kebendaan atau fisik. Demikian pula penggunaan kata ruh dan roh memiliki arti yang berbeda. Ruh mengandung makna jiwa atau semangat. Sedangkan kata roh berhubungan dengan nyawa manusia yang membuat seseorang hidup, termasuk di alam gaib atau akhirat. Tetapi roh juga dipercayai ada pada benda-benda atau binatang yang bukan berasal dari manusia.
Cara Mengetahui Dunia Ruh
Salah satu ayat Alquran yang paling popular menyinggung soal ruh sebagian ulama berpendapat bahwa ruh yang dimaksud adalah mengenai wahyu, bukan ruh sebagaimana disebutkan di atas.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلً
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"
Al-Isra 85
Dalam riwayat Nabi Ayub as bersama anak-anaknya, kata ruh diartikan dengan rahmat Tuhan.
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّـهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّـهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
Yusuf 87
Dalam riwayat Nabi Sulaiman as kata ruh diartikan sebagai angin.
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
Al Anbiya 8
Dalam riwayat Nabi Isa as kata ruh diiringi dengan kata quds yang diartikan dengan suci atau kekuatan atau spirit.
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِن بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus
Al Baqarah 87
Ayat tersebut sebenarnya menjelaskan mengenai kaum Yahudi yang selalu menentang nabi dan rasul yang diutus dari kalangan mereka sendir, mulai dari Nabi Musa as hingga Nabi Isa as. Namun kata al-ruh al-quds itu diartikan oleh kalangan Nasrani sebagai bagian dari konsep theologi atau kepercayaan Trinitas yang meliputi Tuhan Anak (The Son), Tuhan Bapak (The Father), dan roh Kudus (The Holy Ghost) yang sangat berbeda dengan pandangan menurut Islam yang menyebutkan bahwa Nabi Isa as diperkuat kalbunya dengan Roh Suci.
Kata ruh juga diartikan sebagai wahyu sebagaimana dalam ayat lain menegaskan pernyataan bahwa Nabi Isa as diperkuat kalbunya dengan Roh Suci yang dimaksudkan adalah wahyu.
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ
Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku"
An-Nahl 2
Sedangkan Roh Kudus diartikan sebagai malaikat Jibril diterangkan dalam ayat-ayat berikut
. تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun
Al-Ma’arij 4
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Al-Qadr 4
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)
Dalam sebuah buku yang sangat tebal khusus membahas secara mendalam tentang ruh ditulis oleh Ibn al-Qayyim, murid seorang ulama besar Ibnu Taimiyah, mencoba menjawab berbagai pertanyaan sekitar ruh, antara lain adalah:
1. Apakah orang mati mengetahui siapa yang berziarah dan member salam kepadanya atau tidak?
2. Apakah orang yang sudah mati arwah mereka dapat saling bertemu?
3. Apakah ruh orang yang sudah mati dapat bertemu dengan orang yang masih hidup?
4. Bagaimana keadaan ruh setelah lepas dari jasadnya?
5. Apakah ruh kembali kepada tubuhnya setelah berada di alam kubur?
6. Apakah ruh berada di langit atau di bumi setelah hari kiamat?
7. Apakah ruh dapat manfaat dari usaha orang yang masih hidup? 8. Apakah ruh itu makhluk atau sesuatu yang abadi (karena disebutkan bahwa ruh itu ditiupkan dari Tuhan?
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Al-Sajdah 9
Sebagian ulama berpendapat bahwa ruh ciptaan Tuhan, dan sebagian lain berpendapat bahwa ruh adalah Tuhan sendiri. Karena dengan ruh manusia memiliki keunggulan di atas segala makhluk.
9. Apakah penciptaan ruh itu sebelum atau sesudah jasad?10.Samakah ruh dengan jiwa?
11.Apakah hakikat jiwa itu ?
Pada dasarnya ruh merupakan daya dan kekuatan dan semangat untuk hidup.
Sumber:
(Mengenang mendiang selaku idola) Prof. M. Dawam Rahardjo, majalah Ulumul Quran No.5-6 Vol. V