Hari ini penguasa Saudi Arabia telah memberikan contoh buruk bagi sistem pemerintahan khilafah. Mereka ingin menegakkan syariat Islam, tetapi sesungguhnya mereka tidak memahami atau lebih menyedihkan kalau ternyata para penguasa yang mengatasnamakan Islam justru
mengabaikan spirit demokrasi yang terkandung dalam ajaran Islam. Perbedaan pendapat selalu dimaknai sebagai tindakan merongrong kekuasaan dan ironisnya ketika kekuasaan itu tak kuasa meredam, maka jalan yang ditempuh adalah tindakan represif, menghalalkan segala cara. Ciri pemerintahan otoritarianisme. Jauh dari sistem dan cara demokrasi bahkan sebagaimana ditunjukkan dan dicontohkan oleh Tuhan sendiri.
Itulah fakta yang terjadi dan dialami oleh Jamal Khashogi, jurnalis the Washington Post, yang dibunuh secara keji oleh sebuah tim eksekutor diduga merupakan suruhan pihak kerajaan Saudi, khususnya putra mahkota Mohammad bin Salman.mengabaikan spirit demokrasi yang terkandung dalam ajaran Islam. Perbedaan pendapat selalu dimaknai sebagai tindakan merongrong kekuasaan dan ironisnya ketika kekuasaan itu tak kuasa meredam, maka jalan yang ditempuh adalah tindakan represif, menghalalkan segala cara. Ciri pemerintahan otoritarianisme. Jauh dari sistem dan cara demokrasi bahkan sebagaimana ditunjukkan dan dicontohkan oleh Tuhan sendiri.
Jadi, masihkah ada warga bangsa yang merindukan dan ikut-ikutan mendukung sistem pemerintahan khilafah yang dipromosikan oleh sebagian ulama (wabil khusus asal Hadramaut) yang mengatasnamakan agama dengan dalih 'demi menegakkan syariat Islam', namun sesungguhnya hanyalah sebuah utopia dan ambisi kekuasaan dari pribadi dan atau kelompok itu.