Beberapa pertanyaan mendasar yang mungkin muncul ketika berbicara tentang Fakta di Balik Pembangkang Iblis adalah:
- Asal kejadian Iblis, dan Jin (dan juga Malaikat)
- Wujud dan sifat kejadian dari Iblis (dibandingkan Malaikat),
- Wujud Iblis pada saat membangkang perintah Tuhan,
- Apakah Iblis berkembang biak dan bagaimana caranya.
Asal kejadian Iblis, dan Jin (dan juga Malaikat)
Dalam Alquran disebutkan bahwa Iblis diciptakan dari nar (api).
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".
Al-A'raf 12
Jin
Seperti juga Iblis, Jin diciptakan dari api.
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ
dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
Ar-Rahman 15
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas
Al-Hijr 27
Sedangkan asal penciptaan dan kejadian Malaikat disebutkan bahwa Malaikat diciptakan dari nur (cahaya). Keterangan tersebut diberitakan melalui sabda Nabi saw dalam sebuah hadits shahih dari Aisyah R.A, dia berkata bahwa Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan sebagaimana telah dijelaskan kepada kalian (dari tanah)". HR. Muslim dalam shahihnya, no. 2996, Ahmad no. 24668, Baihaqi di Sunan Kubro, no. 18207, dan Ibnu Hibban, no. 6155.
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan sebagaimana telah dijelaskan kepada kalian (dari tanah)". HR. Muslim dalam shahihnya, no. 2996, Ahmad no. 24668, Baihaqi di Sunan Kubro, no. 18207, dan Ibnu Hibban, no. 6155.
Wujud dan sifat kejadian dari Iblis, dan Jin (dan juga Malaikat)
Sebagaimana dapat disimak dan dirasakan secara indrawi bahwa api dan cahaya pada hakikatnya merupakan energi. Dalam bahasa Arab kata "nar" dan "nur" memiliki akar kata yang sama. Kalaupun mau disimak perbedaannya adalah:
- Api memiliki sifat panas secara langsung. Sedangkan cahaya mengeluarkan radiasi dan baru mengeluarkan panas setelah melalui rekayasa, karena pada dasarnya cahaya merupakan pancaran dari panas,
- Api menghasilkan cahaya,
- Api dapat berkembang menjadi besar dan berkobar tergantung pada pemicunya. Seperti juga cahaya, api hanya dapat terlihat ketika ia muncul di permukaan secara fisik. Selain itu sekaligus perbedaannya, api dapat diraba melalui indera rasa, sedangkan cahaya tidak dapat diraba. Karakteristik dari api tersebut kongruen dengan hawa nafsu (manusia). Sebagai energi negatif Iblis dapat merasuk dan mengalir bersama aliran darah manusia, sebagaimana halnya tenaga listrik Dalam ajaran Kristen pada dasarnya tidak dikenal Iblis, karena dengan konsep "penebusan dosa" (klik di sini) tidak diperlukan (lagi) sosok atau figur "kambing hitam" semacam Iblis.
Jika sebagian ulama yang berpendapat bahwa Iblis merupakan pimpinan dari kelompok makhluk gaib tersebut, barangkali lebih tepat jika dikatakan bahwa dari asal kejadiann Malaikat, Iblis dan Jin adalah merupakan makhluk serumpun. Dan dari segi teknologi sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa api memang memiliki sifat yang lebih unggul.
Wujud Iblis pada saat membangkang perintah Tuhan
Jika Iblis itu merupakan sosok yang dapat diidentifikasikan dengan satuan, misalnya "gelintir", maka Iblis yang membangkang kepada Tuhan pada saat diperintahkan untuk bersujud "sungkem" kepada manusia (Adam as) hanya "segelintir" (bukan sekelompok atau ramai-ramai) sesuai penjelasan di Alquran yang menggunakan kata "mufrod" (tunggal).
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir
Al-Baqarah 34
Apakah Iblis berkembang biak dan bagaimana caranya
Sebagaimana sifat api yang suatu saat seperti hilang atau tidak kasat mata, tetapi karena (atau tergantung dari) suatu pemicu dapat muncul bahkan membesar dan berkobar --demikian pula dengan sifat dan karakteristik hawa nafsu--, penggunaan kata "turun-temurun" dalam ayat berikut dapat bermakna atau dimaksudkan sebagai "derivasi" dalam arti bukan fisik tetapi majas atau kiasan.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
Al-Kahfi 50