Sebagai makhluk yang percaya pada Sang Khalik, manusia wajib mengetahui Khaliknya. Sebab bagaimana ia akan berkomunikasi, menyembah dan mengabdikan diri kepadaNya, kalau tak mengetahui Khaliknya (Yang Disembah)? Untuk dapat mengetahui Sang Khalik,
maka manusia harus mengetahui terlebih dahulu akan dirinya. Itulah jalan dan cara paling dekat yang bisa ditempuh menurut Rasulullah Muhammad saw dalam sabdanya:
“Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”. Manusia yang tidak mengenal dirinya, maka ia lebih bodoh lagi untuk mengenal Tuhannya.
Inilah sifat dan karakter manusia versi wahyu (AlQuran):1. Manusia suka berkeluh kesah dan kikir (QS 70:19)
a- Bila ditimpa kesusahan berkeluh kesah (QS 70:20)
b- Bila mendapat kesenangan menjadi kikir (QS 70:21)
2. Bila ditimpa keburukan ia memanggil-manggil namaNya (untuk minta tolong, pen.), tapi ketika sudah mendapatkan kenikmatan ia bilang:”Sesungguhnya aku mendapatkan nikmat ini kan karena kepintaranku” (QS 39:49 & 8; 41:50-51)
3. Memiliki nafsu syahwat dengan lawan jenisnya, hasrat untuk memiliki anak, dan nafsu untuk memiliki (mengumpulkan dan bermegah-megah) harta benda dan kekayaan (QS 3:14 ; 102:1)
4. Sebagai anak ia bisa menjadi cindurmata (QS 25:74), tetapi bisa menjadi cobaan (QS 64:15) atau bahkan bisa menjadi musuh (QS 64:14) bagi orang tuanya.
5. Sebagai orang tua bisa menjadi renta, pikun, dan kembali lemah--seperti anak-anak, pen.-- (QS 30:54; 16:70).
6. Memiliki hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada kejahatan dan kehancuran (QS 12:53).
Sifat dan karakter badani (jasadi) manusia bagaikan peseluncur atau motor (penggerak) pada sebuah kendaraan. Ia dapat menjerumuskan manusia masuk ke jurang kehancuran, atau sebaliknya ia akan mengantarkannya kepada derajat tertinggi di sisi Tuhannya (QS 95: 4-6).
.
.