Di zaman keterbukaan dan liberal seperti sekarang, nyaris tidak ada lagi hal yang tabu. Mulai dari soal pertengkaran dalam rumah tangga hingga KDRT yang berujung dengan perceraian, bahkan urusan ranjang diumbar dan dibeberkan habis-habisan melalui media sosial. Dan itu melibatkan orang-orang public figure yang harusnya menjadi panutan. Berikut adalah satu kisah nyata soal konflik rumah tangga tergolong mendingan, semasa awal Orde Baru.
Adalah sepasang suami istri muda asal Betawi yang baru memiliki satu anak umur dua tahunan, bertempat tinggal di permukiman padat penduduk dengan rumah berhimpiran di bilangan Jakarta Selatan. Sejak pagi hingga jelang siang secara sporadis terdengar pertengkaran kecil berasal dari rumahnya. Omelan dan gerutuan terdengar silih berganti, sebentar berhenti sebentar mulai lagi. Sepertinya mereka belum hendak berdamai dan berhenti cekcok. Hingga puncaknya terjadi, sang istri mengungkit-ungkit persoalan hubungan ranjang dengan omelannya: “Lo kalau ade maunye ajah baik-baikin guah..!!”. Merasa dipermalukan dan terdesak, kontan dan spontan sang suami membalas sekenanya dengan suara sedikit melengking: “Nah elo.., kalau dient*t pantat loh besuit..!!!”. (Besuit : bersiul, Red). Tapi lama sesudah itu mereka berdua sama-sama terdiam alias tak kedengaran ribut. Seperti biasa, mereka sudah rukun kembali. Dan mungkin malamnya mereka sudah bisa main bersuit lagi. Tetangga yang mendengar cuma bisa nyengir kuda doank.