PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

April 21, 2019

Ilmu Tafsir dalam Praktik Keseharian





Infromasi dan pesan yang sama dapat berujung dan menuai hasil yang berbeda karena penafsiran dan sudut pandang serta dilatarbelakangi oleh mindset atau kebiasaan berpikir, dan paradigma atau pola pikir  yang berbeda.

Mindset pekerja atau mental anak buah akan tertanam ke dalam jiwa anak apabila orang tua memberikan nasihat kepada anak mereka misalnya sebagai berikut: “Nak, belajarlah yang rajin. Dulu orang tua susah mencari uang, sampai ayah tidak bisa bersekolah. Kamu harus rajin belajar. Karena apa? Biaya sekolah itu mahal. Ayah mencari nafkah untuk mendapatkan uang supaya kamu bisa bersekolah dan itu tidak mudah”. Demikianlah, orang tua berharap anak mereka mendapatkan  nilai  bagus, karena setelah lulus akan mudah mencari pekerjaan. Banyak perusahaan mau menerima lulusan sekolah dengan nilai terbaik sebagai karyawan. Mindset yang dibangun adalah harus mendapatkan nilai yang bagus, supaya mudah diterima ketika mencari pekerjaan. Pelajaran tersebut berlawanan dengan Entrepreneur Mindset. Karena dalam prinsip entrepreneur mindset, nilai bagus tidak terlalu penting atau paling penting. Dengan entrepreneur mindset, yang ditanamkan, maka setelah lulus mereka bukan mencari pekerjaan, tapi justru menciptakan dan membuka lapangan pekerjaan. Berikut adalah ilustrasi fiksi dan dalam dunia nyata. *Mindset positif* memberi hasil yang menakjubkan, sebaliknya *mindset negatif* memberikan hasil yang menghancurkan.

Kisah Fiksi



Suatu hari, sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, ia memberi pesan kepada kedua anaknya :

“Anakku, inilah dua pesan penting dari ayah kepadamu agar kalian berhasil dalam hidup kalian setelah dewasa kelak.
Pertama : "Jangan pernah menagih piutang kepada siapapun."
Kedua : "Jangan pernah tubuhmu terkena terik matahari secara langsung.”

Lima tahun telah berlalu, ketika sang ibu menengok anak sulungnya ternyata kondisi ekonomi dan usahanya sangat memprihatinkan. Sang ibu pun bertanya “Wahai anak sulungku, mengapa kondisi perekonomian dan usahamu demikian?”

Si putra sulung menjawab : “Saya mengikuti pesan ayah, bu! Pertama, saya dilarang menagih piutang kepada siapapun sehingga banyak piutang yang tidak dibayar. Lama-kelamaan habislah modal saya.

Pesan kedua, dalam bekerja ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung, sedangkan saya hanya mempunyai sepeda motor, sehingga pergi dan pulang bekerja saya selalu naik taksi.

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si putra bungsu, ternyata keadaan ekonomi dan usahanya jauh berbeda. Si bungsu sukses dalam mengatur ekonomi dan menjalankan usahanya. Sang ibu pun bertanya “Wahai anak bungsuku, hidupmu sedemikian beruntung, apa rahasianya…?”

Si bungsu menjelaskan: “Saya mengikuti pesan dan nasihat ayah, bu. Pesan pertama saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun, sebagai gantinya saya memberikan sedekah sehingga usaha saya menjadi berkah”.

“Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung saat bekerja, maka dengan sepeda motor yang saya miliki saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Sehingga para pelanggan hafal kalau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore”.

Kisah nyata



Saat diberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM) untuk memadamkan gerakan separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh pada zaman Orde Baru dulu, konon perintah Pak Harto kepada komandan operasi cukup dalam kalimat singkat, yakni "bereskan Aceh". Seperti diketahui kemudian, ketika perintah singkat itu diterjemahkan, ternyata selama bertahun-tahun perang saudara itu tak pernah beres hingga akhirnya datang bencana besar tsunami menerjang dan meluluhlantakkan tanah rencong itu. Dan sebagaimana diketahui bersama kemudian, berubahlah keadaan seperti bunyi satu ayat Alquran yang mengilhami judul sebuah buku biografi salah satu tokoh nasional perempuan Kartini 'habis gelap terbitlah terang'.

اللَّـهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya

Al-Baqarah 257

Dan semenjak saat itu hingga kini terwujudlah Banda Aceh Darussalam yang aman dan damai hidup bersama saudara-saudara lain sebangsa dan setanah air..

Simak Juga:




Posting Komentar