PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Juli 07, 2016

Kisah Anak Memangsa Induknya










Fakta atau mitos? 

Sebuah kisah nyata hanya terjadi di dunia binatang atau hewan. Dan satu kisah lain adalah mitologi dari cerita wayang. Tetapi kedua kisah tersebut bisa (saja) terjadi di dunia manusia, di mana saja, kapan saja, dan dialami oleh siapa saja. Di dunia larva, anaknya lahir dan tumbuh dari makanan dengan menghisap sari tubuh induknya hingga mati. Jika ada orang atau manusia yang melakukan hal seperti itu maka dia disebut sebagai bersenang-senang di atas penderitaan orang (diri) lain, dalam hal ini orang tua. Secara hukum agama tidak secara tegas disebutkan halal haramnya, tetapi secara akhlak atau etika perbuatan tersebut jelas tidak bermoral. Dalam hal ini yang bisa menilai adalah hati nurani. Menurut Quraish S, hati nurani (bersinar) muncul dari latar belakang keluarga, pendidikan dan lain-lain yang baik, sedangkan dari latar belakang yang buruk disebut hati dhulmi (gelap).

Baca: Budi Pekerti

Kisah lain adalah sebuah mitologi dalam cerita wayang. Sumber: Begawan Bagaspati dan putrinya.
Dalam Mahabharata, Bagawan Bagaspati (alias Bambang Anggana Putra pada masa muda), adalah putra Resi Jaladara dari Pertapaan Dewasana, dengan Dewi Anggini, keturunan Prabu Citragada, raja di kerajaan Magadha. Pada mulanya Bambang Anggana Putra berwujud ksatria tampan, tetapi kerena terkena kutukan Sanghyang Manikmaya tatkala akan memperistri Dewi Darmastuti wujudnya berubah menjadi rakshasa. Ia kemudian menjadi brahmana di pertapaan Argabelah dan bergelar Bagawan Bagaspati.

Bagaspati sangat sakti. Ia memiliki Ajian Candrabirawa, sehingga tidak bisa mati kecuali atas kemauannya sendiri. Ia menikah dengan Dewi Dharmastuti, seorang hapsari atau bidadari, dan memiliki puteri bernama Pujawati. Bagaspati mempunyai watak sabar, ikhlas, percaya akan kekuasaan Tuhan, rela berkorban dan sangat sayang pada puterinya. Ia bersahabat karib dengan Prabu Mandrapati, raja negara Mandara yang merupakan saudara seperguruan.

Akhir riwayatnya diceritakan, karena rasa cintanya dan demi kebahagiaan putrinya, Dewi Pujawati, Bagaspati rela mati dibunuh Narasoma (Salya), menantunya sendiri. Sebelum tewas, ia menyerahkan Aji Candrabirawa kepada Narasoma.

Simak Juga:




Posting Komentar