PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

November 12, 2016

Unjuk Rasa Versi Nabi Muhammad saw




Unjuk gigi secara istilah merupakan kalimat kiasan yang mengandung arti menunjukkan atau memamerkan kekuatan. Unjuk rasa juga dapat diartikan secara harfiah sebagai aksi menyatakan atau memperlihatkan suatu perasaan. Sedangkan unjuk rasa, kata lain dari demonstrasi, dapat juga merupakan kalimat kiasan kalau maksudnya menunjukkan
kekuatan sebagai alat posisi tawar untuk melakukan protes terhadap suatu masalah.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah Hadist bahwa pada awal-awal perjuangan menyebarkan ajaran agama Islam Nabi Muhammad saw tak jarang menerima cercaan dan hinaan, bahkan suatu saat pernah dilempari batu dan kotoran onta. Cuplikan kisah semacam itu sebenarnya sudah demikian populernya bahkan bagi orang yang baru belajar tentang agama Islam sekalipun. Sebagai manusia tentu beliau mempunyai perasaan sedih, gembira, sehat, sakit dan seterusnya. Diperlakukan seperti itu beliau bukannya marah apalagi dendam, tetapi justru mendoakan agar mereka sadar dan beliau menjenguk (membezuk) orang kafir yang melempar kotoran tersebut ketika beliau mendengar rang tersebut jatuh sakit. Di saat yang lain beliau pernah diancam akan dibunuh oleh seorang kafir bernama Du’tsur dengan sebilah pedang terhunus di tangannya. Namun ketika situasi terbalik demikian rupa pedang berpindah ke tangan Nabi saw dan beliau memiliki kesempatan untuk membalas, namun alih-alih dilakukan malah beliau memaafkan. Menyimak berbagai rentetan peristiwa dan kejadian yang menimpa beliau erupa hinaan, cacian, dan nistaan serta ancaman jiwa, seorang sahabat pernah mempertanyakan kepada beliau mengapa beliau yang dianggap memiliki kedekatan hubungann dengan Tuhan, tidak memohon saja kepada Tuhan agar orang-orang yang memusuhi beliau dihukum dan ditimpakan azab. Sebab kalau beliau mau berdoa (memohon) pastilah Tuhan akan mengabulkan. Namun beliau tidak mau melakukannya dan hanya mengatakan bahwa mereka berbuat demikian karena mereka belum mengetahui saja.

Para puluhan ribu pengunjuk rasa yang turun di depan Istana Merdeka hari ini 4 November 2016, terutama para penggerak dan pemimpin sudah dapat dipastikan sangat mengetahui dan menguasai riwayat perjjuangan Nabi Muhammad saw tersebut. Dan mereka juga dapat dipastikan sangat mengetahui dan memahami bahwa Nabi Muhammad saw merupakan sosok suri tauladan akhlak mulia bagi segenap umat muslim dalam berperilaku. Dalam riwayat tersebut di atas setidaknya ada dua perilaku akhlak mulia yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw. Pertama, tidak kecewa, marah apalagi dendam meskipun dihina, dicerca, dinista, dilempari batu dan kotoran onta bahkan diancam pembunuhan.Kedua,  diperlakukan demikian beliau mau memaafkan bahkan mendoaka agar pelakunya sadar dan mendapat petunjuk.

Berkaitan dengan demo yang melibatkan massa dalam jumlah besar oleh sebagian kelompok umat muslim pada 4 November 2016 lalu sesungguhnya tidak ada alasan sama sekali bagi mereka untuk melakukan unjuk rasa tersebut jika maksudnya adalah merupakan reaksi terhadap dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI non aktif, AHOK . di mana AHOK sendiri sebenarnya telah menyatakan permintaan maaf secara terbuka.  Maka tindakan itu tak bisa tidak hanya dapat diartikan sebagai sikap abai dan tak peduli pada keteladanan Nabi Muhammad saw, atau kecuali di balik itu ada agenda lain (politik). Banyak sudah pengalaman sejarah mebuktikan dan mencatat kerugian sebagai akibat dari pencampuradukan antara plitik dan agama, atau biasa disebut sebagai politisasi agama. Catatan sejarah yang paling jelas adalah keruntuhan masa keemasan dan kejayaan zaman kekhalifahan juga gara-gara politisasi agama. Manusia memang tempatnya alpa dan lupa.


Simak Juga:




Posting Komentar