PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

April 16, 2018

Program Land Reform dan PKI






Salah satu issu utama dan perjuangan politik yang diunggulkan PKI pada era pemerintahan Orde Lama adalah Land Reform, yaitu redistribusi aset tanah. Pada era pemerintahan presiden Jokowi program serupa tapi tak sama disebut Reforma Agraria, mungkin bentuk antisipasi agar mereka tidak dikatakan meniru dan mengikuti jejak PKI. Meskipun kemudian tudingan PKI sebagai bagian dari
kampanye hitam dan hoaxs tak pelak menyerang posisi Jokowi juga. Di satu sisi, kubu (oposisi) yang kerapkali meneriakkan penolakan agama (Islam) dipisahkan dari politik (seperti yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan), karena dengan demikian akan meminggirkan peran ulama dalam percaturan politik. Namun di sisi lain, dalam waktu bersamaan mereka acapkali justru tidak mendudukkan agama pada peran yang semestinya (sebagai penjaga moral dan akhlak mulia), tetapi sebaliknya digunakan sebagai alat untuk meraih tujuan pribadi dan atau kelompok, yakni kekuasaan politik. Sehingga mereka terjerumus dalam aksi apa yang disebut sebagai politisasi agama. Karena kampanye hitam yang berbentuk hoaxs sesungguhnya jelas bertentangan dengan semangat moral keagamaan, dan selain melakukan fitnah yang keji juga dapat dkategorikan sebagai menyembunyikan kebenaran sebagaimana disebutkan dan dimaksudkan dalam ayat berikut.

وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ٱلْحَق وَهُمْ يَعْلَمُون

Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran. Padahal mereka mengetahui

Al-Baqarah 146

Bedanya, saat itu yang paling terkena program tersebut adalah para kiai pimpinan pondok pesantren yg memiliki tanah luas, banyak tersebar di wilayah provinsi Jawa Timur(terbukti korban pembantaian pengikut PKI paling banyak tercatat di sana). Indonesia semula berkiblat ke Uni Soviet, karena tak mau terseret perang dingin antara US-AS, lalu kemudian berpindah kiblat ke Cina Tiongkok, yang saat itu sama-sama kere alias miskin. Namun seiring perjalanan waktu, saat ini ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut nyaris menandingi AS. Jadi, perkaranya bukan Cinanya atau agamanya, tapi akumulasi kapital/modal, apalagi cuma pada beberapa gelintir orang. Untuk diketahui bahwa musuh utama PKI adalah (kaum/para kapitalis...!!). Sehingga di zaman jayanya PKI dulu perusahaan kebun sawit seperti PT Sinar Mas atau kepemilikan pribasi calon presiden nomor 02 pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto atas ratusan ribu hektar tanah di luar pulau Jawa tidak bakal pernah terjadi.
Bagaimana dengan misi perjuangan Islam? Hampir mirip sebenarnya. Kalau perjuangan PKI membela kaum proletar yang direpresentasikan sebagai kaum buruh vis a vis kaum kapitalis, sedangkan Islam sangat peduli dan membela kaum miskin dan lemah (dhuafa) vis a vis kaum kaya (tidak disebutkan spesifik industrialis seperti konsep PKI). Hanya saja bedanya, kalau PKI melalui redistribusi alat produksi/aset tanah, sedangkan Islam melalui mekanisme zakat (wajib atau 'fardhu 'ain), infak, sedekah (seikhlasnya), berdasarkan azas dan spirit menegakkan keadilan. Sungguhpun sesungguhnya dalam pelaksanaannya, Islam membuka jalan dalam bentuk kalimat perintah "ambillah" yang dapat diartikan untuk dilakukan secara paksa atau perampasan oleh otoritas yang diberi mandat oleh rakyat atau umat (dalam iklim dan sistem demokrasi).

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا

 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..

At-Taubah 103


Simak Juga:




Posting Komentar