Perbandingan Agama
Versi Nasrani
“Alkitab sudah tidak asli atau telah dipalsukan!”, demikian pernyataan dan keterangan yang kerapkali didengar di kalangan umat muslim, utamanya mereka yang menaruh perhatian terhadap akidah umat Kristen atau kaum Nasrani. Mereka meragukan keaslian Alkitab (Taurat, Zabur, dan Injil). Sementara para pemuka agama Nasrani menganjurkan jemaah agar
tidak langsung percaya dengan penjelasan tersebut, melainkan harus menyelidiki dan meneliti serta memperjelas kebenarannya seraya merenungka, misalnya “Siapakah yang memalsukan?” “Bagian Alkitab mana yang dipalsukan?” “Kapan dan dimana pemalsuan itu terjadi?” Memang ada pendapat bahwa Alkitab sudah tidak asli. Tetapi bagaimanakah pandangan para penafsir Muslim awal soal pemalsuan Alkitab? Benarkah pemalsuan Alkitab itu terjadi? Benarkah Alquran menuliskan Alkitab sudah tidak asli? Menurut Alquran tentang kitab Taurat dan Injil menyebutkan
فَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّـهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?”
Al-Baqarah 75
Aquran menyatakan Alkitab sudah tidak asli? Sementara Alquran sendiri menyebutkan
وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّـهِ ۚ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِن نَّبَإِ الْمُرْسَلِينَ
Tak ada seorangpun yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah
Al-An'am 34
Al-An'am 34
Umat Islam dan Nasrani setuju bahwa manusia tidak dapat memalsukan firman Allah/Alkitab, sebab Allah pasti menjagai firman-Nya.
Pendapat Mufassir Alquran Soal Pemalsuan Alkitab
Apakah para penafsir awal Alquran menyatakan ada perubahan dalam Alkitab?
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir (wafat 1373 M) menuliskan, “Artinya, mereka menakwilkannya [menerangkan/menjelaskan] dengan penafsiran yang tidak semestinya.”
Al-Qasimi juga menegaskan, “bahwa seluruh Kitab Suci terdahulu [Taurat, Zabur, dan Injil] telah dipalsukan merupakan hal yang terlalu mengada-ada”.
Pada tahun 1946, ada penemuan naskah kuno Alkitab, DeadSeaScrolls/Naskah Laut Mati di dekat Laut Mati, Palestina. Naskah-naskah kuno itu disalin 300-100 tahun sebelum Masehi dan lebih dari 700 tahun sebelum agama Islam. Jadi sesuai dengan data penemuan dan kesaksian-kesaksian tersebut Alkitab tetap terjaga kemurniannya. Sebab Allah yang menjaganya hingga selamanya.
Keaslian Alkitab dan Kewajiban Manusia
Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa Alkitab tidak pernah dipalsukan. Sejak sebelum Islam lahir hingga sekarang Allah menjagai firman-Nya. Maka tepatlah penafsir awal Alquran mengakui keaslian Alkitab. Sebab manusia tidak dapat mengubah firman Allah, bukan? Kitab Zabur menyaksikan, “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga” (Kitab Zabur 119:89).
Versi Islam
1. Paskah adalah peringatan hari meninggalnya Yesus memurut pemeluk agama Kristen atau Nabi Isa as (versi Islam).
a- Dalam tradisi umat muslim hanya dikenal peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw, sedangkan hari wafatnya tidak diperingati. Namun anehnya, di kalangan muslim tradisionil dikenal tradisi peringatan hari kematian atau disebut "khoul".
b- Utamanya kegiatan memperingati "hari lahir" sesungguhnya berasal dari tradisi Barat. Jadi, jika asumsinya Barat diidentifikasi sebagai "kafir", maka perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai "meniru perilaku kafir". Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa "barangsiapa meniru perbuatan orang kafir, maka ia termasuk dari golongan tersebut".
c- Kegiatan peringatan hari lahir di kalangan umat muslim mungkin lebih tepat disebut sebagai upaya "tandingan" (follower) dalam bentuk pelembagaan (institusionalisasi) agama. Kondisi psikologis tersebut mirip dengan gagasan dan upaya menyusun kalender hijriyah, dalam praktik nyatanya tak mampu (gagal) menembus "hegemoni" kalender masehi dalam aktivitas kehidupan sehari2.
2. Sungguh aneh, pemeluk agama Kristen banyak dari orang Barat yg dikenal sangat rasional, justru percaya dan meyakini hal yg sulit diterima akal (sehat). Di satu sisi, mereka memuja Yesus layaknya (anak) Tuhan, di sisi lain mereka bangga Tuhan mereka dihinakan (dibunuh dengan cara disalib). Untuk "merasionalkan" kepercayaan dan keyakinan itu mereka "men-setting" dengan mengatakan bahwa dalam tragedi tersabut sesungguhnya Yesus "sengaja" mengorbankan dirinya untuk menebus dosa seluruh umat manusia, agar kelak dapat tinggal di kerajaan "Alah". Padahal jika benar hal itu diniatkan, mengapa salah satu pasal dalam kitab Bibel diriawayatkan bahwa saat disalib sang "Yesus" tersebut meratap kesakitan dalam bahasa Ibrani: "Elei..., eliei...., lamaa sabahtani...?!", artinya "tuhan...., tuhan..., mengapa engkau tinggalkan aku...?!"
3. Sedangkan Islam berpandangan bahwa tidak mungkin Allah swt membiarkan nabi utusanNya dihinakan. Dalam peristiwa tersebut Nabi Isa as diselamatkan dengan cara disamarkan wajahnya pada salah seorang pengikutnya yang berkhianat bernama Judas Eskariot. Peristiwa tersebut mengingatkan pada peristiwa percobaan penculikan Jenderal A.H. Nasution yang keliru dengan Kapt. Pierre Tendean katena wajah keduanya memang mirip.
Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa