Dalam ayat yang sangat populer berikut disebutkan bahwa Tuhan telah menutup dan mengunci mati pintu hati, telinga dan mata sesosok manusia, karena kondisi jiwa atau kalbunya sudah "imun" alias tidak mempan (lagi), mau diingatkan atau tidak diingatkan, hasilnya sama saja, sebagaimana disebutkan dalam ayat
sebelumnya, yakniإِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman
Namun dalam praktik, sesungguhnya orang yang bersangkutan tersebutlah yang menutup dirinya atau menjauhkan dirinya sendiri (belajar dan mencari) dari informasi dan ilmu yang benar. Dalam ayat tersebut hanya "mengetuk palu" sesuai dengan keinginan orang tersebut. Bukankah Nabi saw bersabda bahwa 'Tuhan sesuai dengan persangkaan hambaNya'...?
خَتَمَ اللَّـهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat
Al Baqarah 7
Bahkan di ayat lain Tuhan mengecam dan mengingatkan lebih keras, dengan menyamakan orang yang sudah "imun" tersebut seperti anjing.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga)
Al-A'raf 176