PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Januari 18, 2019

Kebajikan Mengusir Kebatilan





'Amar ma'ruf dan nahi munkar' atau 'mengajak kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran' ibarat satu kesatuan utuh tak terpisahkan dari dua sisi mata uang adalah merupakan moto, slogan atau semboyan yang menjadi pedoman hidup (way of life), baik bagi pribadi maupun umat muslim pada umumnya, yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun untuk sekadar contoh modus, sebutlah Front Pembela Islam (Islam) yang
menganggap dirinya sebagai sebuah oraganisasi keagamaan kemudian memilih 'nahi munkar' saja sebagai kredo kegiatannya. Selain mungkin karena faktor pertimbangan 'strategi' apa yang dalam dunia marketing disebut 'branding and positioning' yang menjadi dasar organisasi, dalam berbagai kesempatan mengutip sebuah Hadist berikut sebagai rujukannya yang dipahami bahkan ditelan secara mentah-mentah. Dikatakan 'ditelan secara mentah-mentah' karena pemahaman tersebut dalam praktiknya kerapkali tidak didukung dengan otoritas yang memadai, bahkan cenderung melanggar hukum positif dan arogan seraya mengabaikan akhlak mulia yang menjadi misi utama kenabian dan kehadiran Islam sebagai agama terakhir dan petunjuk jalan hidup manusia.

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman (Muslim)

Padahal jika dapat menempatkan Hadist pada posisi dan fungsinya secara benar, yakni tidak berdiri sendiri akan tetapi sebagai 'penjelas (tafsir)' Alquran sebagai sumber utama dan petunjuk, maka filosofi dan spirit pelaksanaan moto tersebut seharusnya kembali dan merujuk pada Alquran sebagai berikut.

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat

Hud 114

Cara Menghapus Kebatilan dengan Menebarkan Kebajikan

Tanpa harus ditafsirkan pun maksud ayat di atas sesungguhnya sudah jelas dan gamblang bahwa dengan (banyak) menebarkan kebajikan, maka --tidak usah repot-repot mengusir-- dengan sendirinya keburukan dan kebatilan akan tersingkir dan sirna. Pernyataan tersebut telah terbukti dan dibuktikan dalam berbagai pengalaman bermasyarakat, bila memang sungguh-sungguh dan benar-benar serta ikhlas ingin memberantas serta menghapus keburukan dan kebatilan seraya menebarkan kebajikan.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُإِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

An-Nahl 125


Simak Juga:




Posting Komentar