Melaksanakan ibadah puasa pada setiap bulan suci Ramadan merupakan bagian dari rukun Islam yang ketiga. Perintah dan kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan tersebut sebagaimana termaktub dalam Alquran disebutkan juga diwajibkan atas umat terdahulu, yakni pada umat sebelum datang Nabi Muhammad saw. Namun dalam kenyataannya tidak hanya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Al-Baqarah 183
Sebagaimana kerapkali dijelaskan dan diulas dalam berbagai forum kegamaan pada ujung ayat tersebut disebutkan bahwa 'goal' atau sasaran akhir dari ibadah puasa adalah agar sang 'soim' atau orang yang mengerjakan ibadah puasa senantiasa meningkat dan tinggi dalam kadar kualitas takwanya. Sedangkan takwa itu dimaknai dan didefinisikan sebagai perilaku mengajak kepada kebajikan (amar ma'ruf) dan mencegah dari hal-hal yang mungkar (nahi munkar). Di samping hal yang fundamental dan prinsip ibadah puasa tersebut, makna dan hikmah puasa utamanya terkait dengan pelaksanaan teknisnya juga dijelaskan dari berbagai perspektif yang bersumber dari keterangan hadist, di antaranya sebagai berikut.
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأناأجزي به
Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab puasa hanyalah untukKu dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya (HR Bukhari)
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus (At-Thabrani)
ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.(HR. Bukhari)
Tradisi Meniru Binatang
Sejak Nabi Adam as diciptakan hingga akhirnya diturunkan ke bumi dan kemudian melahirkan anak-anaknya selalu bersinggungan atau bersentuhan dengan dunia binatang (fauna). Mulai dari mengenal nama-nama hewan hingga meniru tindak tanduk dan tingkah laku mereka, ataupun dalam kesempatan lain mengambil inspirasi dari kehidupan binatang tersebut. Salah satu di antaranya adalah kisah tentang Habil dan Kabil anak Nabi Adam as yang diriwayatkan dalam Alquran.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّـهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ * ئِن بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّـهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ* إِنِّي أُرِيدُ أَن تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ* فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ *فَبَعَثَ اللَّـهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَا وَيْلَتَىٰ أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَـٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam". "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim". Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Al-Maidah 27-31
Berpuasa Seperti Puasa Ulat
Dari perspektif dampak ibadah puasa, tradisi manusia meniru kehidupan hewan tersebut sesungguhnya juga dapat dilakukan yang selama ini sepertinya luput dari perhatian, dalam upaya untuk memberikan bobot, makna dan hikmah yang lebih besar pada ibadah puasa. Sebagaimana diketahui bahwa beberapa binatang tertentu juga menjalani puasa dalam siklus kehidupannya. Boleh jadi kalimat sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu dari ayat perintah berpuasa tersebut di atas juga dimaksudkan untuk dunia fauna. Seperti misalnya, induk ayam berpuasa saat mengeram untuk menetaskan telurnya. Atau ular juga berpuasa ketika sudah tiba waktunya untuk berganti kulit. Demikian pula ulat ketika hendak berubah bentuk. Dari bermacam perilaku berpuasa dalam dunia hewan tersebut, di balik puasa ular dan ulat ternyata menyimpan hikmah dan makna dalam yang dapat dijadikan contoh bagi umat muslim agar ibadah puasanya mampu meningkatkan kualitas dan kadar ketakwaan dalam arti yang sesungguhnya.
Inilah dampak yang terjadi sebelum dan sesudah puasa yang dijalankan oleh ular dan ulat.
Ular tidak ada perubahan, sebelum atau sesudah berpuasa
No | Citra | Sebelum puasa | Sesudah puasa |
1 | Bentuk | Ular menakutkan | Ular menakutkan |
2 | Mobilitas | Melata | Melata |
3 | Bahan makanan | daging mangsa | daging mangsa |
4 | Pola makan | predator | predator |
Ulat mengalami perubahan besar, sebelum dan sesudah berpuasa
No | Citra | Sebelum puasa | Sesudah puasa |
1 | Bentuk | Ulat | Kepompong >kupu2 indah |
2 | Mobilitas | Melata | Terbang |
3 | Bahan makanan | daun | bunga >madu |
4 | Pola makan | rakus >hama perusak | membantu pembuahan |