PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Juni 02, 2020

Tuhan Tidak Hanya Memberi Petunjuk, Tetapi Juga (Bisa) Menyesatkan


Sumber: https://www.idntimes.com

Ngetril dan jurang kali







Dalam rukun iman yang keenam adalah percaya pada takdir (qadar) dan qadha. Tentang takdir dan qadha tersebut telah dikupas dan dibahas secara mendalam sejak zaman mutakallimun yang kadang ‘nampak’ seperti penuh ‘kontradiksi dan membingungkan’, sehingga kemudian melahirkan dua golongan paham yang berbeda secara diametral, yakni
jabariyah dan qodariyah. Sebagaimana dijelaskan bahwa qadha merupakan ketetapan Tuhan atas semua makhluk, seperti matahari memancarkan cahaya, binatang mengikuti instinknya, menjadikan makhluk hidup (manusia lelaki dan perempuan, serta binatang jantan dan betina), dan seterusnya. Qadha dapat dianalogikan dengan program atau software pada sistem kerja komputer atau dikenal sebagai sunnatullah yang merupakan ciptaan Tuhan. Sedangkan takdir (qadar) adalah berkaitan dengan "user", dalam hal ini manusia, yang (akan) menjalankan program atau software tersebut. Adapun manusia sebagai "user" sebagaimana disebutkan dalam Alquran merupakan makhluk istimewa di antara seluruh makhluk karena mereka dibekali dan dikaruniai akal pikiran yang dapat memilah dan memilih, menyaring dan membedakan antara benar dan salah, serta baik dan buruk. Dalam konteks manusia sebagian ulama berpendapat bahwa qadha atau ketetapan Tuhan (yang telah tertulis di lauhul mahfudz) tersebut meliputi keadaan baik atau buruk, benar (mendapat petunjuk) atau salah (disesatkan). Sehingga dengan kata lain bahwa Tuhan tidak hanya memberi petunjuk, tetapi juga dapat menyesatkan sebagaimana disebutkan di berbagai ayat dalam Alquran. Sedangkan peran Iblis bukan menyesatkan, melainkan menggoda dan membisiki hawa nafsu agar manusia terjerumus ke dalam kesesatan (berdasarkan atau melalui kekuasaan Tuhan). Peran Iblis sebagai juru bisik dan penggoda untuk menjerumuskan manusia kepada kesesatan juga merupakan qadha.

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِمَن يَشَإِ اللَّـهُ يُضْلِلْـهُ وَمَن يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus

al-An'am 39

Mekanisme semacam itulah yang disebut software atau sunnatullah. Dan sunnatullah itu sendiri sesungguhnya merupakan janji Allah swt. Sementara Allah swt mustahil mengingkari janjiNya.

رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِإِنَّ اللَّـهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji

Al-i-Imron 9

Dengan demikian di samping menetapkan kebaikan, Tuhan juga menentukan keburukan bagi manusia. Seperti contohnya, seorang manusia lahir dalam keadaan cacat. Hanya saja, dalam proses penciptaan manusia setelah Nabi Adam as selalu melibatkan manusia. Pelibatan manusia dalam proses penciptaan manusia itu sendiri merupakan qadha. Sehingga keadaan manusia dalam menjalankan program atau software tersebut, seperti kondisi spesifik pada jiwa dan raga, tidak dapat sepenuhnya disandarkan kepada Tuhan.



Jika di ayat lain disebutkan bahwa kehendak atau keputusan dari akal pikiran manusia tergantung atau berdasarkan atas kehendak Tuhan, sesungguhnya bersifat normatif.

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّـهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam

Al-Insan 30

Karena di ayat lain Tuhan telah menentukan software atau sunnatullah dalam bentuk kemandirian manusia dalam berkehendak berdasarkan hasil olah akal pikirannya.

~~ إِنَّ اللَّـهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ...

...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. ~~

Ar-Ra'd 11

Di atas itu semua, perkara takdir (qadar) dan qadha sesungguhnya memang tak akan pernah tuntas dan jelas. Sebab kalau sudah bisa jelas dan tuntas, maka enaklah hidup di dunia ini. Sedangkan faktanya hidup ini masih tetap menjadi misteri.

Simak Juga:




Posting Komentar