PORTAL KAJIAN ISLAM KONTEMPORER: Memadukan Wahyu dan Nalar Sehat Menuju Keseimbangan Hidup. "Banyak orang terjerumus karena menilai kebenaran dari SIAPA yang mengatakan, bukan dari APA yang dikatakan"

Desember 02, 2019

Sejarah Lahirnya Theologi Islam







POKOK PIKIRAN

Theologi Islam atau secara umum pemikiran theologi awalnya lahir sebagai problem politik. Dengan kata lain, pemikiran theologi dimulai dari pengalaman empiris, bahkan dalam soal-soal praktis. Karena pada dasarnya masyarakat Arab pada waktu itu sudah mengenal tuhan, meskipun mereka mempersekutukan dengan tuhan lain. Sementara dalam
peristiwa pembunuhan khalifah Umar bin Khattab ra diketahui pembunuhnya adalah seorang gila atau sakit jiwa yang tidak terkait dengan urusan politik. Sejak zaman Nabi saw hingga khalifah Umar ra pemikiran theologi Islam tersebut belum muncul. Barulah pasca terbunuhnya khalifah Ustman bin Affan ra muncul theologi aliran besar, mulai dari Khawarij disusul Murjiah, Mu'tazilah dan Syi'ah. Sebagaimana diketahui bahwa pemikiran theologi itu berkembang hingga kini tak terkecuali di Indonesia khususnya dalam Pilkada DKI pada tahun 2017 lalu muncul theologi paham "takfiri" seakan menemukan "persemaian" sehingga berkembang sangat tajam.



Berikut adalah beberapa catatan penting yang perlu diketahu tentang perkembangan theologi Islam:
  • Al Asy'ary pernah berguru ke al-Juba'i ulama aliran Mu'tazilah selama 40 tahun yang bersifat anthroposentris (berpusat pada manusia) dan dianggap mengagungkan akal seraya mengesampingkan Alquran dan hadist. Namun kemudian ia berbalik haluan dengan berpaham theosentris (berpusat pada Tuhan).
  • Menurut Prof Dawam Rahardjo, gerakan Muhammadiyah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Abduh, ulama pembaharu yang dalam bidang theologi berpandangan anthroposentris. Akan tetapi dalam rumusan theologi di Majlis Tarjih tidak tampak pengaruh itu. Karena dalam praktik, Muhammadiyah kerapkali memperlihatkan paham theosentris. Muhammad Abduh menilai theologi Asy'ary dalam banyak hal membawa kemunduran umat muslim karena kecenderungan mendorong umat pada sikap "cinta dunia".
  • Di bagian lain, KH Mustofa Bisri pemimpin pondok pesatren Rembang, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa warga ASWAJA (Ahlus Sunnah wal Jamaah) selain menganut theologi Al Asy'ary juga menganut pemikiran theologi Al Maturidi yang dianggap sebagai theologi "alternatif". Sementara dalam soal fikih aswaja mengikuti salah satu imam mazhab yang empat. Sedangkan Muhammdiyah bersikap pilah-pilih terhadap 4 mazhab. Dalam soal tasauf warga ASWAJA Mengikuti pemikiran imam Al Ghozali. Berbeda dengan kaum muslim modernis, pemikiran Al Ghozali cenderung ditinggalkan, karena dianggap "membius" dunia muslim "tenggelam" karena lebih mengejar kemuliaan hidup di akhirat semata.


Simak Juga:




Posting Komentar